Masih Percaya sama Jargon EEAT?

eeat bullshit

Figure 1: eeat bullshit

Berawal dari beberapa hari yang lalu, mbantuin anak cari materi tentang pelajaran sekolahnya, yakni ciri hewan ovipar. Ya seperti biasa, tanya ke Google lah… dan sedikit kaget dooonk… yang nongol di peringkat pertama kata kunci ini justru web dari Tokopedia. Apa-apaan ini? Marketplace kok malah ngomongin pelajaran sekolah anak kelas 6??? Di mana yang katanya Google sekarang menggunakan prinsip EEAT dalam algoritma pencariannya?

Dari semula E.A.T sekarang menjadi E.E.A.T, katanya E yang baru ditambahkan maksudnya adalah Experience, alias Google bakal mempertimbangkan konten yang bernilai dari seberapa jauh nilai experience web tersebut di mata Google. Baiklah mari kita bahas satu per satu parameter ini.

  • Experience: Apakah situs ini sebuah lembaga pendidikan? Atau punya sejarah terkait dengan hal pendidikan sebelumnya? sepertinya semua sepakat untuk menjawab tidak.
  • Expertise: Expert di bidang dunia fauna? Hmmm….
  • Authoritativeness: Kan Ecommerce?
  • Trusworthiness: Mending Wikipedia ya sepertinya…

EEAT memang menjadi konsep ideal dalam menilai sebuah tulisan atau web, namun sayangnya praktik kadang jauh dari teori. Bisa jadi ini hanya terjadi di konten berbahasa Indonesia saja ya… kalau konten bahasa Inggris mungkin penerapan EEAT ini bisa lebih fair dan akurat. Kita berharap saja semoga ke depan semakin sesuai antara teori dengan kenyataan di lapangan.

Terakhir diperbarui: 2023-10-05 Kam 09:32 by kholidfu.